Kamis, 20 November 2008

pandangan islam tentang tahun baru masehi


Masehi memiliki persamaan kata yaitu Isa Almasih, di zaman romawi, pesta tahun baru adalah untuk menghormati Dewa Janus (Dewa yang menggambarkan bermuka dua, tapip bukan berarti munafik, maksudnya mukanya berada di depan dan belakang yang merupakan dewa pintu dan permulaan, kemudian kepercayaan itu terus dilestarikan dan berkembang ke Eropa, seiring waktu berjalan akhirnya kepercayaan ini diwajibkan oleh para pemimpin Gereja sebagai perayaan Natal dan Tahun baru, itulah mengapa sebabnya ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan satu "Merry Chritsmas and Happy New Year".

so... sangat jelas sekali merayakan tahun baru bukanlah tradisi budaya kita kaum muslim, tapi sangat erat kaitannya dengan budaya nasrani.

But...sangat disayangkan masih banyak diantara orang - orang islam yang merayakannya, dengan berbagai cara seperti meniup terompet, menyalakan kembana api, sampai belain diri begadang hanya untuk menunggu angka jam digitalmenunjukkan angka 00:01.

Anggapan tahun baru masehi sebagai hari raya sebenarnya sudah cukup lama dan tidak masyarakat, tetapi mengapa umat islam seolah tetap tidak percaya bahwa kepercayaan tahun baru masehi adalah sebuah perayaan harinya non-islam?
Simpan sebagai Konsep

Rasulullah Saw bersabda :" Barang siapa yang menyeruupai atau meniru sustu kaum, maka mereka termasuk golongan merekea ". Dalam pandangan islam, hari raya merupakan persoalan ibadah, maka kapan terjadi dan cara mda : "Baranmenyeruperayakannya sudah ditentukan oleh g siapa yang Rasulullah saw, hari raya untuk umat islam hanya Idul fitri fan Idul adha.