Selasa, 18 Oktober 2011

Dengarlah pinta sederhanaku ini


♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥  


Dengarlah pinta sederhanaku ini,

Sesungguhnya aku hanya ingin..



Menjadi ibu dari anak-anakmu,

Menjadi juru masak dari laparmu,


Menjadi teman dari sepimu,

Menjadi pendengar dari keluh kesahmu,



Menjadi tangis dalam sedihmu,

Menjadi tawa dalam bahagiamu,



Menjadi penopang dalam rapuhmu,

Menjadi penyejuk dalam marahmu,



Menjadi makmum dalam sholatmu,

Menjadi pengamin dalam doamu,

Menjadi maaf dalam khilafmu,



Maka.. Peluklah aku dengan syahadatmu,

Hangatkan aku dengan sholatmu,

Belailah aku dengan Shaum-mu,

Kecuplah aku dengan imanmu,

Naungi aku dengan Munakahat,



Karena aku gudang cintamu,

Bukan gudang nafsumu..


4m me L.U.Q.Y.A.N.A

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Selasa, 11 Oktober 2011

** Jangan Terlalu mencari KESEMPURNAAN **



*Setelah kamu memberi banyak PENGHARAPAN
kepada seseorang… *
*Setelah ia mulai MENYAYANGIMU hendaklah kamu MENJAGA hatinya…. *
*Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja…. *
**
*Kerana dia akan TERLUKA oleh kenangan bersamamu *
*dan mungkin TIDAK dapat MELUPAKAN segalanya selagi dia mengingatmu. … *

*Jika kamu menadah air biarlah berpada, *
*jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia **begitu
teguh…. *
*cukuplah sekadar KEPERLUANmu. .. *
*Apabila sekali ia retak…. tentu sukar untuk kamu menampalnya semula….
Akhirnya ia dibuang…. *

*Sedangkan jika kamu **coba** memperbaikinya mungkin ia masih dapat
dipergunakan lagi…. *
*Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, *
*TERIMALAH seadanya…. *
*Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu
ISTIMEWA…. *
**
*Anggaplah dia manusia biasa. Apabila sekali dia melakukan KEKHIILAPAN bukan
mudah bagi kamu untuk menerimanya. … *
*akhirnya kamu KECEWA dan meninggalkannya. *

*Sedangkan jika kamu MEMAAFKANNYA boleh jadi hubungan kamu akan TERUS hingga
ke akhirnya…. *

*Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi… *
*yang kamu pasti baik untuk dirimu. *
*Mengenyangkan. Berkhasiat. *
*Mengapa kamu berlengah, *
***cuba **mencari makanan yang lain.. *
*Terlalu ingin mengejar kelazatan. *
*Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya. Kamu akan MENYESAL.

*Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan…..yang pasti
membawa KEBAIKAN kepada dirimu.*
*MENYAYANGIMU. .. MENGASIHIMU. .. *
*Mengapa kamu berlengah, *
***cuba **MEMBANDINGKANNYA dengan yang lain. *
*Terlalu mengejar KESEMPURNAAN. *
*Kelak, kamu akan KEHILANGANNYA apabila dia menjadi milik orang lain.. *
*Kamu juga yang akan MENYESAL…*

“WAHAI JIWA-JIWA YANG TENANG JANGAN SEKALI-KALI KAMU MENCOBA JADI TUHAN
DENGAN MENGADILI DAN MENGHAKIMI.BAHWASAN YA KAMU MEMANG TAK PUNYA DAYA DAN UPAYA,SERTA KEKUATAN UNTUK MENENTUKAN KEBENARAN YANG SEJATI.
BUKANKAH KITA MEMANG TERCIPTA LAKI-LAKI DAN WANITA,SERTA SUKU-SUKU DAN BANGSA-BANGSA YANG
PASTI BERBEDA.
BUKANKAH KITA MEMANG HARUS SALING MENGENAL DAN
MENGHORMATI, BUKAN UNTUK SALING BERCERAI-BERAI DAN BERPERANG ANGKAT SENJATA!”

“Wahai orang-orang yang beriman!Jika datang kepada kamu sesuatu berita,maka
selidikilah kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan
perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu ( mengenainya )
sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu lakukan.” (
al-Qur’an,al- Hujurat ( 49 ):6 )

ღ¸.•´¯)♥ஜ♥ Semua tentang CINTA ♥ஜ♥)¯´•.,ღ


Jiwaku berkata dan menasihatiku agar mencintai semua orang yg membenciku. …
Dan berteman dengan mereka yg memfitnahku…


Jiwaku menasihatiku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai. ..
Tetapi juga orang yang dicintai…


Sejak saat itu bagiku Cinta ibarat jaring lelabah di antara dua bunga, dekat satu sama lain, tp kini dia menjadi suatu lingkaran cahaya…
di sekeliling matahari yg tiada berawal pun tiada berakhir melingkari semua yang ada dan bertambah secara kekal selamanya…


cinta adalah sebuah fitrah naluri setiap insan sejati...
mencintai tak sepatutnya menuntut kesempunaan dr seseorang yg kita cintai..
melainkan dgn kita mencintaix kita mampu membuat dirix lebih sempurna dgn adax kita yg mencintaix... cintailah cinta dgn setulus jiwa...


bungkam segala ego diri maupun ketamakan hati yg menuntut setiap org yg kita cintai mengerti ..
kerana pecinta sejati tak mengenal kata pilih kasih...
tak mengenal kata meminta kembali....
melainkan selalu Ridho dgn ketetapan Illahi Rabbi...


lalu….

Jiwaku menasihatiku dan mengajariku agar melihat kecantikan yang ada di sebalik bentuk dan warna…
Jiwaku memintaku untuk meratap semua yang buruk dengan tabah sampai nampaklah keelokannya..

Sesungguhnya sebelum jiwaku meminta dan menasehatiku…..
Aku melihat keindahan seperti titik cahaya yang terhalang asap,..

tapi sekarang asap itu telah menyebar dan menghilang, dan aku hanya melihat cahaya yang terang…



SAHABAT… Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju RidhoNya, bersabarlah dengan keindahan,…!!!


Demi Allah dia tidak akan datang karena ketampanan, kepintaran ataupun kekayaan. ..!!! Tetapi Allahlah yang akan menggerakkan….!!!


Janganlah tergesa mengekspresikan Cinta kepada dia.. sebelum Allah mengizinkan. ..!!!


Belum tentu yang kamu Cintai adalah yang terbaik untukmu…
Siapakah yang lebih mengetahui melainkan Allah???


Simpanlah segala bentuk ungkapan Cinta dan derap hati rapat2.... , Allah akn menjawabnya dgn lebih Indah di saat yg tepat…..

_muhasabah CINTA _

Kolaborasi dua insan manusia …. ^_^

Ini adalah khutbah terakhir Nabi Muhammad S.AW disampaikan pada 9hb zulhijjah tahun 10 hijriyah

Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan. Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu dengan kamu lagi selepas ini. Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikan kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.
Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci. Kembalilah harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan dan Dia pasti membuat perhitungan diatas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.
Berwaspadalah terhadap syaitan demi agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.
Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak keatas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka keatas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih saying. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu keatas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak suka ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ‘Ibadah Haji’ sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahawa setiap muslim adalah saudara kepada muslim yang lainnya kecuali dalam taqwa dan beramal soleh.
Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan di atas segala apa yang kamu telah kerjakan. Oleh itu awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan dating selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, itulah Al-Quran dan Sunnahku…
Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahwasanya telah aku sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba Mu…

Senin, 10 Oktober 2011

Kisah Ajaib


Abu Bakar Al-Bazzaz. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdul Baqi bin Muhammad bin Abdulah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Rabi’ bin Tsabit bin Wahb bin Masyja’ah bin Harits bin Abdullah bin Ka’ab bin Malik Al-Anshari Al-Ka’bi Al-Baghdadi Al-Bashri Al-Bazzaz, Al-Qadhi Abu Bakar bin Abu Thahir.
Ayahnya bernama Abu Thahir Abdul Baqi (w. 461 H), salah satu pembesar penduduk Baghdad, yang terkenal sebagai seorang syaikh yang shalih dan muhaddits.
Tokoh kali ini adalah putra Abu Thahir yaitu Al-Bazzaz, atau terkenal dengan sebutan Abu Bakar. Ia lahir pada hari Selasa, 10 Shafar 442 H, dan sudah hafal Al-Qur’an saat berusia 7 tahun.
Karena terlahir dalam komunitas para pecinta ilmu, dan keluarga ahli ilmu, Abu Bakar tumbuh menjadi lelaki yang menguasai berbagai bidang ilmu, dan memiliki banyak karya.
Kecintaan yang sedemikian dalam terhadap ilmu bisa dilihat dari antusiasmenya dalam mempelajari bahasa asing. Kisahnya bermula ketika ia ditawan oleh orang-orang romawi. Selama satu setengah tahun, ia terpenjara dalam penjara, dan selama lima bulan lamanya, lehernya dibelenggu, kedua tangan dan kedua kakinya dirantai. Mereka memaksanya untuk mengucapkan kekata kekufuran, “Katakanlah, “Al-Masih adalah anak Allah.”! sehingga kami akan membebaskanmu,” paksa mereka. Namun Abu Bakar enggan memenuhi permintaan mereka. Baginya, lebih baik mati daripada mengucapkan kekata kekufuran. Setelah itu, masih pada saat dipenjara, Abu Bakar menyaksikan ada yang mengajarkan tulisan romawi kepada anak-anak romawi, dan ia mempelajari itu semua dalam keadaan tertawan. Ketika ia berada dalam penjara. Subhanallah…,
Ibnu As-Sam’ani bahkan sampai memuji, “Beliau tahu berbagai ilmu, ahli sastra, oratoris, cakap berbicara dan suka berdiskusi.”
Pengakuan menakjubkan pernah terlontarkan dari lisan Abu Bakar sendiri, melalui riwayat Ibnu As-Sam’ani, “Mâ dhayya`tu sâ`atan min `umrî fî lahwin aw la`bin, aku tidak pernah menyia-nyiakan sesaat dari umurku dengan senda gurau dan main-main.”
Ada kisah menakjubkan yang pernah dialami oleh Abu Bakar. Kisah yang terjadi pada abad 5 Hijriyah itu bisa jadi hanya akan menjadi sejarah saja, padahal ia mengandung pelajaran berharga nan mulia, bila tidak tertuliskan secara bersanad dalam sebuah kitab. Tentu ini berkat jasa para ulama’ yang mengabadikan rekam jejak generasi salaf dalam buku-buku mereka. Dzaylu Thabaqâtil Hanâbilah karya Ibnu Rajab adalah salah satu contohnya.
Ya, kisah Abu Bakar Al-Bazzaz ini tertulis di dalam kitab Dzaylu Thabaqâtil Hanâbilah karya Ibnu Rajab, dengan perawi Syaikh Shalih Abul Qasim Abdullah bin Abul Fawaris Muhammad bin Ali bin Hasan Al Bazzaz yang mendengar langsung dari Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi bin Muhammad Al-Bazzaz Al-Anshari sendiri. Berikut kisah ringkasnya,
Dulu, Abu Bakar hidup di Mekah. Pada suatu hari, ia merasakan kelaparan yang amat sangat. Tidak ada bekal yang ia punyai untuk mengganjal perutnya. Lapar. Sangat lapar sekali.
Ketika sedang berjalan-jalan ke luar rumah, ia menemukan sebuah kantong dari sutera yang ditali dengan tali sutera juga. Karena tidak ada siapa-siapa, ia mengambil kantong tersebut dan membawanya pulang. Ia mengurai talinya, dan mendapati kalung yang terbuat dari permata. Kalung sedemikian indah itu belum pernah ia lihat sebelumnya. Ah, pasti sangat mahal harganya, demikian kekata hatinya. Ia masih terus saja memperhatikan kalung tersebut seolah tak percaya. Menakjubkan.
Tetapi, ketika keluar dari rumah, tiba-tiba saja ada seorang kakek yang mengumumkan berita kehilangan, dan membawa buntalan uang yang berisi 500 Dinar [1 dinar=10 dirham, 1 dinar setara –sebagaimana pendapat jumhur ulama’ dengan 4,25 gram emas, jadi kalau sekarang satu gram emas seharga 400.000 rupiah -misalnya-, maka 1 dinar seharga 1.700.000 rupiah. Jadi, 500 dinar pada saat ini –dengan estimasi harga satu gram emas sekarang senilai 400.000 rupiah- seharga 850.000.000 atau 850 juta. Subhanallah, angka yang fantastis!].
Kakek tersebut akan memberikan buntalan uang berisi 500 dinar atau senilai 850 juta tersebut kepada sesiapa yang berhasil menemukan kantong yang berisi kalung permata.
Tatkala mendengar pengumuman tersebut, Abu Bakar Al-Bazzaz berkata dalam hati, “Aku sedang membutuhkan, dan aku pun tengah kelaparan, biarlah aku mengambil imbalannya dan memanfaatkannya, dan aku mengembalikan kantong tersebut.”
Abu Bakar mendatangi kakek tersebut, dan memintanya untuk datang ke rumahnya seraya meminta untuk menyebutkan cirri-ciri kantong tersebut. Abu Bakar terperanjat. Kakek tersebut memang pemilik kantong yang barusan ia temukan. Pasalnya, kakek itu tahu persis ciri kantong tersebut beserta isinya berupa kalung dari permata dan jumlahnya, tali yang dipergunakan untuk menali kantong itu juga diketahuinya.
Akhirnya, karena yakin bahwa kakek itulah sang pemilik kantong tersebut, Abu Bakar mengambilnya, dan menyerahkan kepada kakek tersebut. Kemudian, sang kakek hendak menyerahkan buntalan uang berisi 500 dinar yang tadi sudah dijanjikan kepada Abu Bakar, tetapi ia justru enggan mengambilnya, bahkan malah berkata dengan kekata yang menakjubkan, kekata seorang ahli ilmu yang menunjukkan kedalaman ilmunya, “Sudah wajib bagi saya untuk mengembalikan kantong ini kepada Anda, dan saya tidak mau mengambil upahnya.”
Kakek itu pun menjawab, “Lâ budda laka an ta’khudza, tidak, kamu harus mengambilnya!” ia mengulang-ulang kekata itu dan mendesak agar Abu Bakar menerimanya, tetapi tetap saja, sekalipun sangat membutuhkan bahkan sedang kelaparan, Abu Bakar menolak pemberian sang kakek. Akhirnya, karena tidak berhasil mendesak lagi, kakek tersebut meninggalkan Abu Bakar. Tetapi ia pergi dengan meninggalkan rasa takjub yang luar biasa. Pemuda shalih, kata dalam hatinya. Entah, bagaimana suasana hatinya pada saat itu, yang jelas ia justru merasa berhutang budi kepada pemuda yang baik hati itu.
Sementara itu, setelah kejadian penemuan kalung permata itu, pada suatu ketika, Abu Bakar keluar dari Mekah dengan menaiki kapal, mengarungi lautan. Di tengah lautan, gelombang datang bertubi-tubi dengan dahsyatnya. Kapal pecah, dan banyak penumpang yang tenggelam. Begitu pula dengan harta-harta mereka. Sementara Abu Bakar selamat, ia masih hidup karena memegangi pecahan kapal yang tenggelam tersebut. Selama beberapa saat, ia berada di tengah-tengah lautan, tidak tahu ia tengah berada di mana dan mau kemana?
Setelah terombang-ambing oleh gelombang lautan, ia terdampar di sebuah pulau yang dihuni oleh sebuah kaum. Sesampainya di sana, Abu Bakar mendatangi masjid, lalu membaca Al-Qur’an….,
Tiba-tiba saja…, semua orang mengerumuninya, mereka tertakjub dengan bacaan Abu Bakar. Mereka meminta agar diajari Al-Qur’an. Karena privat mengajarkan baca Al-Qur’an inilah, ia mendapatkan banyak rizki.
Suatu ketika, Abu Bakar melihat ada lembaran-lembaran dari mushhaf di dalam masjid. Ia mengamati, mengambil dan membacanya. Ketika melihat Abu Bakar membaca, penduduk pulau tersebut bertanya, “Apakah Anda mahir menulis?” Abu Bakar menjawab, “Ya.” Lalu mereka berbondong-bondong datang dengan membawa putra-putri mereka untuk diajari tulis-menulis, tak ketinggalan para pemudanya. Dari hasil mengajar tulis-menulis ini, Abu Bakar lagi-lagi mendapat rizki yang tidak diduganya. Alhamdulillah, ucap hatinya berkali-kali. Betapa maha pemurah dan dermawannya Allah Ta’ala, sang pemilik perbendaharaan langit dan bumi. Betapa mudahnya Allah memberikan rizki, kepada sesiapa saja yang Dia kehendaki.
Selesai mengajar, mereka mendatangi Abu Bakar sembari berkata, “Sesungguhnya di tengah-tengah kami ada seorang gadis yatim, dan dia memiliki ‘secuil’ dunia, kami ingin anda berkenan menikahinya.” Yah, kalau kita menggunakan bahasa sekarang ya, “Ustadz-ustadz, di sini ada gadis yang berharta dan keturunan orang ternama di desa ini, kaifa?” tetapi Abu Bakar menolak, ia enggan menikahi gadis tersebut, khawatir pernikahannya semata-mata karena gadis tersebut kaya. Tetapi mereka memaksa dan berkata, “Lâ bal, tidak… pokoknya Anda harus menikahinya.” Titik. Karena tidak bisa menolak, akhirnya tawaran mereka diterima juga. Bagaimana lagi? Sudah rizkinya, ucap hati Abu Bakar lagi.
Ketika resepsi acara pernikahan berlangsung, kedua mata Abu Bakar tertuju kepada kalung permata yang dikenakan di leher gadis mempelai, wanita yang sebentar lagi menjadi istrinya. Ia terkaget. Kalung permata itu? seolah ia pernah melihatnya, tapi di mana dan kapankah? Oh iya, kalung permata itu adalah kalung milik si kakek yang dulu pernah ia temukan. Ia hamper melonjak-lonjak karena riang sekali hatinya. Lama sekali ia memandangi kalung permata itu, sementara orang sepulau yang menghadiri resepsi pernikahan melihat mata Abu Bakar yang hanya memperhatikan kalung, bukan si mempelai perempuan. Mereka pun mengingatkan, “Wahai Syaikh, Anda menghancurkan hati gadis yatim ini karena Anda hanya melihat kalungnya, dan tidak melihatnya.”
Ditegur seperti itu, Abu Bakar menceritakan kisahnya dulu; ketika ia dalam keadaan membutuhkan dan kelaparan, lalu menemukan kantong berisi kalung mutiara, dan pertemuan dengan si kakek yang menjanjikan upah 500 dinar kepadanya, tetapi ia menolaknya.
Mendengar kisahnya, penduduk pulau tersebut berteriak. Suara mereka bergemuruh. Terdengar pekikan takbir dan tahlil yang memenuhi ruangan resepsi pernikahan, hingga berita ini menyebar ke seluruh penduduk pulau itu, tanpa terkecuali. Mereka begitu bahagia.
Abu Bakar Al-Bazzar pun bertanya keheranan, “Mâ bikum, hei…, apa-apaan ini?” ia terheran-heran dengan euforia penduduk setempat setelah mendengar kisahnya, seolah mereka memenangi piala dunia karena saking bahagianya.
Mereka kemudian mendudukkan Abu Bakar yang dianggapnya sebagai seorang syaikh yang sangat mereka hormati itu. “Begini” kata salah satu dari mereka sebagai duta bercerita untuk menjelaskan duduk permasalahannya, “sebenarnya, kakek  yang dulu mengambil dan memiliki kalung permata dari Anda itu adalah….” Kata itu terputus. Ia melanjutkan lagi setelah menahan nafas sejenak untuk mengheningkan cipta sembari menoleh kepada Abu Bakar dan orang-orang di sekitarnya, “…adalah ayah dari gadis yang sekarang Anda nikahi ini.”
“Dulu, ayah gadis ini memuja-muji Anda setelah kejadian paling bersejarah itu. Beliau takjub dengan sikap Anda, sampai-sampai beliau berlebihan dalam berkata, “Mâ fi d-dunyâ illâ hâdza l-ladzî radda `alayya hâdza l-`aqda, di dunia ini tidak ada pemuda muslim shalih yang berhati mulia selain orang yang mengembalikan kalung ini.”
“Bahkan, beliau pernah berdoa, “Allâhumma jma` baynî wa baynahu hattâ uzawwijahu bi ibnatî, ya Allah, kumpulkanlah aku dengan pemuda itu hingga aku menikahkannya dengan putriku.”  Dan sekarang doanya betul-betul dikabulkan oleh Allah Azza wa Jalla.” Cerita yang disampaikan oleh duta itu sampai di sini. Kiranya begitu, kata hati Abu Bakar. Pantas saja, sedemikian bahagianya mereka, ternyata gadis yang dinikahinya itu adalah putri dari orang terpandang, shalih dan kaya di pulau itu.
Semenjak pernikahan Abu Bakar dengan gadis yatim itu, ia tinggal di sana selama beberapa waktu, dan dikaruniai dua orang anak, kemudian istrinya meninggal dan ia mewarisi kalung permata dan juga dua anaknya. Tidak lama berselang, kedua anaknya meninggal dunia, sehingga kalung itu menjadi milik Abu Bakar, dan dijual dengan harga 100.000 dinar (sekira 170.000.000.000 rupiah atau 170 miliar. Wow!). Kisah ini selesai di sini.
Tentang kisah ini, Ibnu Najjar di dalam kitab tarikhnya berkomentar, Hiya hikâyatun `ajîbatun, kisahnya ajaib!.”
Akhukum fillah, Ibnu Abdil Bari el `Afifi.