Dari Abu
Hurairah radiyallahu anhu berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda: “Celakalah dia, celakalah dia”, Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Orang yang
(berkesempatan hidup) menjumpai salah satu atau kedua orang tuanya dalam usia
lanjut, kemudian (waktu-waktu berharga tersebut disia-siakannya
sehingga) tidak membuatnya masuk surga”. (Diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam Shahihnya No. 1758, ringkasan).
Makna
“Al Birr”
Al Birr yaitu
kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam (artinya) :
“Al Birr adalah baiknya akhlaq“. (Diriwayatkan
oleh Muslim dalam Shahihnya Nomor 1794).
Al Birr
merupakan haq kedua orang tua dan kerabat dekat, lawan dari Al ‘Uquuq yaitu
kejelekan dan menyia-nyiakan haq..
“Al Birr adalah
mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan kepada
engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan Al ‘Uquuq dan menjauhi mereka
dan tidak berbuat baik kepadanya.” (Disebutkan dalam kitab Ad Durul
Mantsur 5/259)
Berkata Urwah
bin Zubair mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua tentang firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan.” (QS. Al Isra’ : 24). Yaitu: “Jangan sampai mereka
berdua tidak ditaati sedikitpun”. (Ad Darul Mantsur 5/259)
Berkata Imam Al
Qurtubi mudah-mudahan Allah merahmatinya: “Termasuk ‘Uquuq (durhaka) kepada
orang tua adalah menyelisihi/ menentang keinginan-keinginan mereka dari
(perkara-perkara) yang mubah, sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada keduanya
adalah memenuhi apa yang menjadi keinginan mereka. Oleh karena itu, apabila
salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu, wajib engkau mentaatinya selama
hal itu bukan perkara maksiat, walaupun apa yang mereka perintahkan bukan
perkara wajib tapi mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang mereka
perintahkan adalah perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan). (Al Jami’ Li
Ahkamil Qur’an Jil 6 hal 238).
Berkata
Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah mudah-mudahan Allah merahmatinya: Berkata Abu Bakr
di dalam kitab Zaadul Musaafir “Barangsiapa yang menyebabkan kedua orang tuanya
marah dan menangis, maka dia harus mengembalikan keduanya agar dia bisa tertawa
(senang) kembali”. (Ghadzaul Al Baab 1/382).
Hukum
Birrul Walidain
Para Ulama’
Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang tua hukumnya
adalah wajib, hanya saja mereka berselisih tentang ibarat-ibarat (contoh
pengamalan) nya.
Berkata Ibnu
Hazm, mudah-mudahan Allah merahmatinya: “Birul Walidain adalah fardhu (wajib
bagi masing-masing individu). Berkat beliau dalam kitab Al Adabul Kubra:
Berkata Al Qodli Iyyad: “Birrul walidain adalah wajib pada selain perkara yang
haram.” (Ghdzaul Al Baab 1/382)
Dalil-dalil
Shahih dan Sharih (jelas) yang mereka gunakan banyak sekali , diantaranya:
1. Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): “Sembahlah Allah dan
jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada
kedua orang tua Ibu Bapak”. (An Nisa’ : 36).
Dalam ayat ini
(berbuat baik kepada Ibu Bapak) merupakan perintah, dan perintah disini
menunjukkan kewajiban, khususnya, karena terletak setelah perintah untuk
beribadah dan meng-Esa-kan (tidak mempersekutukan) Allah, serta tidak
didapatinya perubahan (kalimat dalam ayat tersebut) dari perintah ini. (Al
Adaabusy Syar’iyyah 1/434).
2. Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): “Dan Rabbmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya”. (QS. Al Isra’:
23).
Adapun makna (
qadhoo ) = Berkata Ibnu Katsir : yakni, mewasiatkan. Berkata Al Qurthubiy :
yakni, memerintahkan, menetapkan dan mewajibkan. Berkata Asy Syaukaniy: “Allah
memerintahkan untuk berbuat baik pada kedua orang tua seiring dengan perintah
untuk mentauhidkan dan beribadah kepada-Nya, ini pemberitahuan tentang betapa
besar haq mereka berdua, sedangkan membantu urusan-urusan (pekerjaan) mereka,
maka ini adalah perkara yang tidak bersembunyi lagi (perintahnya). (Fathul
Qodiir 3/218).
3. Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): “Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapanya, Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam
dua tahun. Maka bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu Bapakmu,
hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (QS. Luqman : 14).
Berkata Ibnu Abbas
mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua “Tiga ayat dalam Al Qur’an yang
saling berkaitan dimana tidak diterima salah satu tanpa yang lainnya, kemudian
Allah menyebutkan diantaranya firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya) :
“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang Ibu Bapakmu”, Berkata beliau.
“Maka, barangsiapa yang bersyukur kepada Allah akan tetapi dia tidak bersyukur
pada kedua Ibu Bapaknya, tidak akan diterima (rasa syukurnya) dengan sebab
itu.” (Al Kabaair milik Imam Adz Dzahabi hal 40).
Berkaitan
dengan ini, Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassallam bersabda (artinya) : “Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua dan
kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua” (Riwayat
Tirmidzi dalam Jami’nya (1/ 346), Hadits ini Shohih, lihat Silsilah Al Hadits
Ash Shahiihah No. 516).
4. Hadits Al
Mughirah bin Syu’bah – mudah-mudahan Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu
‘Alaihi Wasallam beliau bersabda (artinya): “Sesungguhnya
Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak
perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah
membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata
begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak
bermanfaat), dan membuang-buang harta”. (Diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam Shahihnya No. 1757).
KEUTAMAAN
BIRRUL WALIDAIN
Pertama
: Termasuk Amalan Yang Paling Mulia
Dari Abdullah
bin Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata : Saya bertanya kepada
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: Apakah amalan
yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam: “Sholat tepat pada waktunya”, Saya bertanya : Kemudian apa lagi?,
Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam “Berbuat baik kepada kedua
orang tua”. Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda : “Berjihad di jalan Allah”. (Diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).
Kedua
: Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Allah Subhanahu
Wa Ta’ala berfirman (artinya): “Kami perintahkan
kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya….”, hingga
akhir ayat berikutnya : “Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka
amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan
mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah
dijanjikan kepada mereka.” (QS. Al Ahqaf 15-16)
Diriwayatkan
oleh ibnu Umar mudah-mudahan Allah meridhoi keduanya bahwasannya seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya telah menimpa kepadaku dosa
yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi saya?, Maka bersabda Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Apakah Ibumu masih hidup?”, berkata dia : tidak.
Bersabda beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Kalau bibimu masih ada?”, dia
berkata : “Ya” . Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Berbuat
baiklah padanya”. (Diriwayatkan oleh Tirmidzi didalam Jami’nya dan
berkata Al ‘Arnauth : Perawi-perawinya tsiqoh. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan
Al Hakim. Lihat Jaami’ul Ushul (1/ 406).
Ketiga
: Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga
Dari Abu
Hurairah, mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda: “Celakalah dia, celakalah dia”, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wasallam : “Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang tuanya
dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga”. (Diriwayatkan oleh
Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1758, ringkasan).
Dari Mu’awiyah
bin Jaahimah mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua, Bahwasannya Jaahimah
datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian berkata : “Wahai Rasulullah, saya ingin (berangkat) untuk berperang,
dan saya datang (ke sini) untuk minta nasehat pada anda. Maka Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Apakah kamu masih memiliki Ibu?”.
Berkata dia : “Ya”. Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Tetaplah
dengannya karena sesungguhnya surga itu dibawah telapak kakinya”.
(Hadits Hasan diriwayatkan oleh Nasa’i dalam Sunannya dan Ahmad dalam
Musnadnya, Hadits ini Shohih. (Lihat Shahihul Jaami No. 1248)
Keempat
: Merupakan Sebab keridhoan Allah
Sebagaimana
hadits yang terdahulu “Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua dan
kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua”.
Kelima
: Merupakan Sebab Bertambahnya Umur
Diantarnya
hadit yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik mudah-mudahan Allah meridhoinya,
dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan Allah
panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim”.
Keenam
: Merupakan Sebab Barokahnya Rizki
Dalilnya,
sebagaimana hadits sebelumnya.
Wallahu a’lam
Dikutip dari judul asli: Berbakti pada Kedua Orang
Tua, tulisan Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar