Rosulullah: “orang yang merasakan manisnya iman adalah orang yang ridho ALLAH sebagai Tuhan. Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rosul.” (HR. Muslim: 34).
Jumat, 20 Juli 2012
╰ ♥ ╮ Sebuah perenungan akan makna cinta╰ ♥ ╮
Setiap manusia
memiliki takdir cintanya Setiap manusia berharap mendapat pasangan yang
sempurna Benarkah hal itu ada ? Benarkah hal itu nyata ?
Setiap dongeng biasanya berakhir bahagia Kisah tentang pengembaraan cinta anak manusia Tapi itu hanya dongeng, bukan kisah nyata Sedang hidup tak selamanya berakhir bahagia
Mengapa manusia terlalu mudah menebar pesona Dengan alasan pencarian sebuah cinta Apakah cinta seperti berhala? Yang wajib disembah-sembah manusia
Allah memberi ke dalam jiwa manusia sebentuk
cinta Bukan untuk diumbar, bukan untuk ditebar
semaunya Karena kesejatian cinta akan berganti arah Saat orientasi tak lagi lurus kepada Allah
semata
Layaknya manusia aku pun mendamba Kan hadirnya sebentuk cinta Namun aku tak berani menerima Bila yang datang hanya menganggapku sebagai
persinggahan sementara
Padanya yang menganggap ku sebagai persinggahan Aku melantunkan sejumput doa Kelak, pasti kan kau dapati selaksa kebahagiaan Begitupun denganku pasti kan ku jumpai secarik
kebaikan
Ampuni aku jika lancang mengatakan Bahwa kau telah menganggapku sebagai
persinggahan Karena secara tidak langsung, aku hanyalah
persinggahan bukan??? Sudahlah, tak mengapa kawan! Sudahlah, tak ingin ku permasalahkan!
Kawan, setelah ini kita mungkin tak kan pernah
bertemu Tak akan ada interaksi intens Hanya akan menimbulkan bias Dan kita tak ingin itu terjadi bukan?
Padanya yang menganggapku sebagai persinggahan Aku menguntai harap Bila kau dapati aku banyak kealpaan Maka maafkanlah lalu lupakanlah aku
Tak ku sesali aku pernah berproses Tak ku sesali yang telah terjadi Tak perlu ditangisi bila akan berakhir Yang ku sesali pernah ada bilur keresahan di
hati
Kini, waktunya menata hati kembali Dan mengumpulkan kepingan hikmah yang berserak Semoga Allah berkenan mengampuni Bila aku tak mampu menjaga hati
Tepatkah keputusanku ini Aku tak tahu pasti Karena Allah aku pernah membuka hati Karena Allah pula aku mesti menutup hati
Rasa itu mungkin akan hadir kembali Bila Allah memang mengkhendaki Namun yang pasti tidak untuk saat ini Azzamku hanya boleh mencintai saat akad terjadi
Maaf, bila aku tak mampu mempertahankan Suatu prosesi yang tengah dijalankan Bukan karena aku tak menginginkan Tapi aku tak ada pilihan
Manusia hanya mampu merencanakan Tak berhak untuk memutuskan Maka pantaskah bagiku memaksakan? Sedang hatinya dan hatiku tak ada kesiapan
Maka izinkan aku menjauh dari kehidupan Seorang lelaki yang ada dihadapan Biar Allah saja yang memutuskan Adakah jodoh terbentang didepan
Maafkan bila aku memilih melepaskan Sungguh aku tak berhak memaksakan Karena engkau pantas mendapatkan Wanita berbudi dan itu bukan aku, kawan!!
Sungguh indah cara Allah mempertemukan Ketika hati membutuhkan jawaban Atas setiap tanya yang ku titipkan Pada Allah sang pemilik kehidupan
Adakah yang lebih indah ketika Allah mengabulkan Ketika aku meminta kekuatan Allah pun memberiku berbagai permasalahan Hingga aku harus berpikir cara untuk
penyelesaian
Adakah yang lebih indah ketika Allah mengabulkan Ketika aku meminta ketegaran Allah pun memberiku batu ujian Hingga aku harus berkeras hati menaklukan
keegoan
Adakah yang lebih indah ketika Allah mengabulkan ketika hati tengah mencari suatu pelabuhan Allah pun menangguhkan untuk suatu masa yang aku sendiri tak tahu kapan
Sungguh beruntung menjadi orang beriman Setiap kesedihan terganti dengan kebahagiaan Setiap kesulitan terganti dengan kemudahan Hingga menjalani hidup cukup dengan senyuman
Tak ku dapatkan apa yang ku mau Tak ku temukan pemilik tulang rusukku Tak ku rengkuh belahan jiwaku Namun aku mendapat satu lagi kawan sejatiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar